Sabtu, 29 Juni 2013
Vemale.com - Kita tahu handhone punya efek yang mengganggu kesehatan otak karena gelombang telepon yang dihasilkan. Apa jadinya jika gelombang yang sama mengenai janin dan bayi yang masih sedang dalam tahap pertumbuhan?
Sebuah studi melibatkan 28.000 responden usia 7 tahun untuk memastikan hasil dari penelitian sebelumnya, yaitu adanya hubungan antara paparan telepon seluar dengan masalah perilaku anak yang muncul di kemudian hari. Sebanyak 10% dari partisipan mendapatkan paparan gelombang telepon seluar pada masa utero dan post-natal, 30% partisipan menggunakan sendiri telepon seluarnya ketika telah cukup besar. Sisanya mendapatkan paparan pada masa utero atau post-natal saja, dan juga sebagai kontrol. Pada kelompok studi penggunaan telepon selular pada masa kanak-kanak, paparan penggunaan telepon selular ditingkatkan secara bertahap hingga 17% dan 35%.
Setelah mengamati selama beberapa tahun, ditemukan bahwa 3% anak-anak tersebut memiliki masalah perilaku yang mendasar. Mereka yang dipapar gelombang telepon selular pada masa utero dan post-natal berisiko mengalami masalah perilaku hingga 50% pada usia 7 tahun. Risiko ini menurun pada angka 40% untuk anak yang dipapar pada masa utero dan 20% pada anak yang dipapar pada masa post-natal saja.
Oleh karena penelitian WHO / International Agency for Research on Cancer tidak menemukan hubungan langsung antara kanker dan telepon selular, penelitian yang berikut ini hanya mengamati efek termal gelombang telepon selular dan efeknya pada otak. Ditemukan bahwa gelombang frekuensi rendah ini dapat menyebabkan beberapa gangguan yang dapat memengaruhi tingkat konsentrasi serta tingkat stres seseorang.
Para peneliti di Danish study ini menyimpulkan bahwa penggunaan telepon selular selama masa kehamilan bisa meningkatkan risiko timbulnya masalah perilaku. Risiko ini semakin meningkat ketika pada masa kanak-kanak, anak menggunakan sendiri telepon selularnya.
